Sabtu, 28 April 2012

PERANAN PRAJURIT KRATON YOGYAKARTA PADA TAHUN 1970 – 1988


Tugas Proposal
PERANAN PRAJURIT KRATON YOGYAKARTA PADA TAHUN
1970 – 1988
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Sejarah
Dosen Pengampu: Drs. Sri Agus, M.Pd.



 






Disusun oleh:
Yunita Listyowati
C 0509033


JURUSAN ILMU SEJARAH
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012






BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Militer merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu organ yang harus dimiliki setiap Negara. Diantara tujuan pokok dibentuknya militer dalam Negara, yaitu untuk bertempur dan memenangkan peperangan guna mempertahankan eksistensi sebuah Negara. Oleh karena itu jika diperhatikan hakekat militer berhubungan dengan tugas yang sebenarnya dalam Negara, yakni melatih diri dan mengadakan perlengkapan untuk menghadapi ancaman dan gangguan musuh dari luar. Mereka bertanggung jawab dalam berbagai bidang keamanan dan keselamatan umum. Dengan demikian terlihat jelas bahwa fungsi pokok antara sipil dengan militer dalam suatu Negara. Dalam sejarah kebudayaan jawa, dikenal adanya sistem pertahanan keamanan yang bertugas untuk menjaga keamanan kraton dan masyarakat. Setiap Negara yang berdaulat, baik yang bersifat kerajaan maupun republik biasanya mempunyai manggalayudha. Dengan adanya manggalayudha makan setiap Negara mempunyai tokoh pemimpin yang bertanggung jawab menjaga ketentraman dan keamanan bangsa dan negaranya. [1]
Sejarah Kraton Yogyakarta, tidak hanya terbatas pada fisik bangunan ataupun keluarga kerajaan yang tinggal didalamnya, akan tetapi juga para abdi dalem maupun prajurit – prajuritnya, mereka adalah orang – orang yang secara sukarela, tanpa pamrih, penuh loyalitas dan berdedikasi tinggi dalam menjaga keberadaan Kraton.[2]
Keberadaan prajurit Kraton mempunyai latar belakang sejarah yang panjang, yang telah melewati berbagai zaman penting. Prajurit kerajaan telah ada sejak ratusan tahun lalu. Sejak masa kerajaan Mataram Islam awal yang beribukota di Kota Gedhe dan di Plered, keberadaan abdi dalem prajurit atau prajurit Kraton sudah nyata dan menjadi bagian penting dari strategi taktik pertahanan militer Negara kerajaan itu.[3]
Selama kurang lebih setengah abad sejak didirikannya Kraton Yogyakarta pada tahun 1755 Masehi, kraton memiliki angkatan bersenjata yang cukup kuat. Terdiri atas pasukan – pasukan infanteri dan kavaleri, dan sudah mempergunakan senjata – senjata api yang berupa bedil dan meriam disamping senjata – senjata tajam tradisional seperti, tombak, panah, keris, pedang, dan lain – lain. [4]
Pada saat pendudukan Jepang tahun 1942, kegiatan parjurit dihentikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, karena pada saat itu Jepang meminta para prajurit untuk membantu untuk berperang dengan sekutu. Sultan tidak berkenan, maka prajurit dibubarkan dan kemudian dihidupkan kembali pada akhir tahun 1969.
Prajurit Kraton telah mengalami pergeseran dan fungsi. Di masa kerajaan, prajurit benar - benar berfungsi sebagai prajurit perang. Namun setelah Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia, fungsi prajurit dialihkan menjadi prajurit seremonial yang bertugas pada saat Upacara Garebeg Syawal dan Garebeg Mulud (Sekaten), serta  acara – acara penting yang diadakan di Kraton Yogyakarta.



B.   Rumusan Masalah
            Dari latar belakang masalah di atas, terdapat titik fokus yang hendak dikaji lebih mendalam. Titik fokus tersebut terumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembangan prajurit Kraton Yogyakarta pada tahun 1970 – 1988?
2.      Bagaimana peran prajurit Kraton Yogyakarta pada tahun 1970-1988?



C.   Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:
1.      Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan prajurit Kraton Yogyakarta pada tahun 1970 – 1988.
2.      Untuk mengetahui perubahan fungsi prajurit Kraton Yogyakarta setelah tidak lagi difungsikan sebagai prajurit perang.


D.   Manfaat Peneilitian
1.      Sebagai bahan informasi mengenai Prajurit KratonYogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta.
2.      Sebagai bahan pengetahuan mengenai perubahan fungsi Prajurit Kraton Yogyakarta.
3.      Diharapkan tulisan ini dapat berguna dalam rangka memperbanyak tulisan tentang sejarah militer di Indonesia.  


E.   Tinjauan Pustaka
      Penelitian ini juga memerlukan beberapa sumber – sumber yang berupa buku atau hasil penulisan sejarah yang sejenis, isi penulisan tersebut dapat membantu penelitian.
      Dalam buku yang berjudul Prajurit Kraton Yogyakarta Filosofi dan Nilai Budaya Yang Terkandung Didalamnya yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta (2009), menjelaskan tentang keberadaan prajurit kraton yang ada sejak ratusan tahun lalu. Sejak zaman Kerajaan Mataram Islam awal yang beribukota di Kota Gedhe dan di Plered, keberadaan abdi dalem prajurit kraton sudah nyata menjadi bagian penting dari strategi taktik pertahanan militer negara kerajaan itu. Selain itu juga menceritakan tentang tugas dan fungsi prajurit Kraton Yogyakarta secara lengkap dari masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I sampai dengan Sultan Hamengku Bowono IX. Berbagai perubahan yang terjadi dari susunan dan pergeseran yang sangat penting prajurit Kasultanan Yogyakarta.
      Buku Kraton Yogyakarta: Sejarah, Nasionalisme, & Teladan Perjuangan, Yogyakarta (2009) karya Djoko Dwiyanto yang berisi penjelasan tentang prajurit Kraton Yogyakarta walaupun terperinci dan lebih sederhana, namun dapat dijadikan panduan untuk melengkapi penulisan ini. Buku ini menjelaskan tentang pembinaan prajurit Kraton Yogyakarta. Selain itu juga menjelaskan tentang prajurit pada masa Kerajaan Mataram.







F.    Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian menggunakan perangkat metode ilmu sejarah, yaitu:
  1. Pengumpulan sumber.
  2. Verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber).
  3. Interprestasi (analisis dan sintensis)
  4. Penulisan. [5]
Empat tahapan tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Diharapkan metode ini membantu memecahkan gejala – gejala kejadian masa lampau secara ilmiah, untuk menentukan spesifikasi yang berguna dalam usaha untuk memahami sebuah kenyataan sejarah. Tulisan ini akan diarahkan pada penulisan sejarah militer dengan metode pendekatan social, politik, dan budaya. Militer pada dasarnya adalah sarana lain politik. Sebuah kebijakan militer terdapat para prajurit, kehidupan sosial para prajurit cenderung mempengaruhi kinerja sebuah angkatan bersenjata. Dilain pihak nilai – nilai budaya masih memegang peranan dalam suatu organisasi militer di dalam sejarah militer di Indonesia.
Adapun dalam pencarian data akan menggunakan teknik pengumpulan data. Teknik antara lain:
  1. Studi dokumen
Dokumen yang dipakai didalam penelitian adalah arsip – arsip pada tahun 1970 – 1988.
  1. Studi pustaka
Penulisan ini disamping melakukan studi dokumen, untuk menambah penjelasan – penjelasan dari studi dokumen maka harus dilakukan sebuah studi pustaka. Studi pustaka dilakukan di Perpustakaan Kraton Yogyakarta dan dibantu dengan hasil karya sekunder lainnya. Karya sekunder ini berupa buku – buku, artikel – artikel dan lain – lain, yang relevan dengan topik penelitian ini. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari literature, buku – buku acuan yang ada kaitannya dengan tema yang diteliti. Disamping untuk mendapatkan konsep dasar yang bersifat teoritis, metode ini berguna sekali untuk menghindari duplikasi dan untuk menjaring data sekunder lain.
  1. Teknik Analisis
Analisis dalam penulisan ini adalah deskriptif analisis. Deskriptif analitis menggambarkan sebuah fenomena dengan cirri – cirinya yang terdapat di dalam fenomena tersebut berdasarkan fakta – fakta yang ada. Setelah itu dari bahan dokumen dan studi pustaka, tahap selanjutnya adalah diadakan analisis, diinterpretasikan dan tafsiran isinya apa adanya. Data – data yang diseleksi dari uji kebenarannya itu adalah kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

  1. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dalam penulisan ini terbagi dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I       : Pendahuluan. Dalam bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta yang terakhir adalah sistematika penulisan.
BAB II      : Merupakan pembahasan tentang sejarah dari awal berdirinya Kraton Kasultanan Yogyakarta serta awal mula dibentuknya Prajurit Kraton Kasultanan Yogyakarta.
BAB III    : Membahas tentang seputar perubahan fungsi Prajurit Kraton Kasultanan Yogyakarta pada tahun – tahun sebelum prajurit dihidupkan kembali. 
BAB IV    : Membahas mengenai peran – peran Prajurit Kraton Kasultanan Yogyakarta. Bab ini berisi tentang klasifikasi – klasifikasi prajurit pada tahun 1970 – 1988.
BAB V      : Terdiri dari kesimpulan yang menjawab dari perumusan masalah dan juga terdapat analisa sejarah yang membahas penelitian ini.





DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sularto. Tashadi. Risalah Sejarah Dan Budaya. Yogyakarta: Balai Penelitian Sejarah dan Budaya Yogyakarta. 1979.
B. Soelarto. Garebeg Di Kasultanan Yogyakarta. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1993.
Djoko Dwiyanto. Kraton Yogyakarta: Sejarah, Nasionalisme, & Teladan Perjuangan Yogyakarta: Paradigma Indonesia. 2009.
Fredy Heryanto, Mengenal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta: Warna Grafika. 2003.
K. R. T. Rintaiswara, K. H. P. Widya Budaya. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Pusat Budaya Lama. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. 1997.
Laporan Akhir (Tim). Kajian Filosofi Dan Nilai Budaya Prajurit Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. 2008.
S. Margana, Gerrit Pieter Rouffaer. Keraton Surakarta dan Yogyakarta 1769 – 1874. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
Yuwono Sri Suwito. Prajurit Kraton Yogyakarta Filosofi Dan Nilai Budaya Yang Terkandung Didalamnya. Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2009.






[1] Djoko Dwiyanto, Kraton Yogyakarta: Sejarah, Nasionalisme, & Teladan Perjuangan Yogyakarta, Paradigma Indonesia, 2009, hal 312.
[2] Fredy Heryanto, Mengenal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta: Warna Grafika, 2003, hlm. 34.
[3] Yuwono Sri Suwito, Prajurit Kraton Yogyakarta Filosofi Dan Nilai Budaya Yang Terkandung Didalamnya, Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2009, hlm. 5.
[4] B. Soelarto, Garebeg Di Kasultanan Yogyakarta, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993, hlm. 88.
[5] Kuntowijoyo, 1995, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang, hlm 95.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar